KONTEN

Kamis, 06 Januari 2011

RADEN ANTAREJA


Wayang Kulit Raden Antareja, gagrag Surakarta. 
Raden Antareja adalah putra pertama dari Bima, dari istrinya Dewi Nagagini, putri dari Bathara Antaboga, dewanya ular yang menguasai bumi sap tujuh. satria ini juga pernah menjadi jagonya dewa, saat kahyangan diserang oleh Prabu Nagabaginda dan Patih Rupapratala dari kerajaan Jangkarbumi. Prabu Nagabaginda menginginkan bathari Supreti yang sudah di peristri bathara Antaboga. 
Bathara Guru tidak memperkenankan permintaannya. sehingga prabu Nagabaginda dan patihnya menyerbu kayangan suralaya. para dewa tidak ada yang sanggup melawan kedua raseksa ini. mereka mundur dan menutup gapura Selamatangkep. 
Bathara Narada kemudian meminta bantuan kepada bathara Antaboga, Antaboga dan Nagabaginda pun bertarung berhari - hari dan tidak ada yang menang dan kalah. 

Bathara Antaboga menurunkan jago baru, seorang bayi yang baru lahir dari rahim anaknya, dewi Nagagini segera dia turunkan kemedan laga. sebelum itu bayi itu diluluri dengan ludah bathara Antaboga yang kemudian kulit bayi itu menjadi kebal, kuat seperti baja. akhirnya bayi itu berhadapan dengan Nagabaginda dan Rupatala. 
bayi itu diserbu oleh dua raksasa tadi, namun bayi itu tidak terluka dan tidak mati. tetapi semakin besar dan semakin besar. bayi itu tumbuh jadi remaja yang kuat, gagah dan sakti. akhirnya kedua raseksa tadi terbunuh oleh pemuda tadi. sedangkan sukma kedua raseksa tadi menyatu dengan pemuda tadi. oleh kakeknya, Antaboga pemuda tadi di beri nama Antareja atau Hanantareja dan mengambil alih kekuasaan kerajaan Jangkarbumi yang telah kosong dan di jadikan kasatrian baginya. 
setelah dewasa, dia mencari ayahnya. oleh kakeknya di beri pakaian berupa sisa kulit ular yang di letakkan di dalam kulit di luar daging dan itu dapat menambah kesaktiannya. 
Raden Antareja memiliki kesaktian di upasnya. dan dapat membunuh orang hanya dengan menjilat bekas tapak kakinya. 
 Raden Antareja memiliki Istri dewi Ganggi, putra dari prabu Gangga, dan berputra laki - laki satu, bernama Raden Danurwenda. sebelum pecah perang bratayuda, Antareja gugur karena menjilat bekas tapak kakinya sendiri atas rekayasa prabu Kresna, karena dewa tidak menghendaki Antarja yang sangat sakti itu ikut perang baratayuda, karena akan dengan mudah menghabisi Kurawa. selain itu Antareja tidak memiliki hutang dalam hidupnya.




RADEN ANTASENA

Wayang Antasena sebenarnya tidak di temui di Pakeliran Solo, wayang ini aslinya dalah wayang gagrag Yogya. Namun sekarang seperti sudah tidak ada perbedaan antara Solo dan Yogya, sehingga Wayang Antasena juga ada di Pakeliran Gaya solo, dengan modelnya sedikit di Modifikasi sesuai gagrag Solo. gambar di atas adalah wayang Antasena model Gelung dengan wajah mbranyak.

Sedangkan Gambar diatas adalah Gambar Raden Antasena yang model ore, gambar yang diatasnya memakai jamang, yang dibawahnya tidak memakai jamang, tetapi Pupuk Mas jaroting Asem, sama seperti ayahnya.

Raden Antasena putra dari Bima, yang dari istrinya dewi Urangayu, putri dari Hyang Baruna, dewa nya Ikan dan dewa pengusasa laut. satria ini pernah menjadi jagonya para dewa saat masih balita, ketika itu kahyangan diserang oleh Kala Rudra, dia meminta kekuasaan atas kahyangan. Oleh Bathara Guru tidak diperkenankan, sehingga Kala Rudra marah dan menyerang Kahyangan.
Para Dewa ternyata tidak ada yang mampu menghadang serangan Kala Rudra beserta para prajuritnya. akhirnya Bathara narada meminta bantuan Bathara Baruna,.
Baruna kemudian bertempur dengan Kala Rudra, namun keduanya tidak menang dan juga tidak kalah. akhirnya Baruna mengeluarkan jago baru, bayi dari dewi Urangayu yang baru saja lahir si ajukan di medan laga. oleh Kala Rudra, bayi tersebut di injak - injak, di gigit, di banting dan di lempar, namun bayi itu tidak mati, tetapi semakin lama semakin membesar, dan tumbuh menjadi remaja yang gagah, tampan dan memiliki sungut di kepalanya. saat Kala Rudra terlena, sungut yang merupakan senjata ampuhnya di tusukkan dan mati lah Kala Rudra, oleh kakeknya, Remaja tersebut di berinama Raden Antasena.